Sabtu, 27 Oktober 2012

Andai Aku Bisa Menyeka Air Mata Itu

Apabila seseorang berada dalam tekanan, perkara yang kecil pasti sangat mengganggu. 
Dan apabila yang kecil-kecil itu bergabung di dalam satu keadaan, maka ia pasti menjadi sangat besar dan sangat membebani. Disaat itulah, manusia biasanya cenderung bertindak dan berperilaku  atas dasar emosi yang tak terkendali. 

Bagi yang  memahami kondisi ini,  bahwa ini semua tidak lebih dari suatu ujian dan bakal ditimbang kelak atas kesabaran untuk menjalani, maka mereka akan lebih kuat menghadapi hari-hari dengan bersabar.

Kita semua harus memahami, bahwa setiap manusia menghadapi berbagi tekanan, pastilah "BEG"Saat ini, jika saya mendapat sepatah perkataan yang positif dari pemerhati, pasti saya merasa amat-amat bersemangat dan lega, walaupun yang diberikan hanya satu negative feedback yang justeru membuat down atau kurang bersemangat.

Namun, yang lebih berat, dibalik tekanan kehidupan, setiap orang  punya masalah sendiri, mungkin dengan keluarga, sahabat, maupun sesuatu yang tidak berkenan bagi dirinya sendiri, sehingga akan mempengaruhi lubuk hati diri sendiri.

gif maker

Kita semua harus  memahami bahwa, manusia seringkali menangis sendirian, dan terkadang air mata itu sendiri tidak mampu menolak ‘ujian’ yang tidak sesuai dengan hati nurani. 
Ingin menulis tiada tinta, ingin bicara tiada suara. 

Sebagai manusia harus mampu memahami bahwa kehidupan ini suatu perjalanan yang penuh ujian, kesakitan, dan kegembiraan. Peluang terbaik dalam menerima dan menghadapi ujian adalah agar bisa selalu mencari ridha ALLAH Subhanahu wa Ta’ala.
Namun, manusia juga merasakan bahwa, pada suatu ketika manusia terkadang lemah tak berdaya, sehingga perlu hadirnya pembimbing dalam mengharungi badai dan dalam menyelami lautan kehidupan.


Saya mungkin tidak mampu membantu menyelesaikan masalah, ataupun bersama menggendong tekanan-tekanan kehidupan, tetapi saya berharap saya mampu menjadi pendengar, sama menangis, mengusap air mata, sahabat-sahabat yang sangat aku sayangi.

Sahabatku, kita mungkin berbeda cara, namun fitrah kita sama, amanah kita sama, dan saya juga lemah seperti layaknya manusia. Saya juga punya masalah dan mungkin saya juga memerlukan kalian lebih dari kalian memerlukan saya yang terlalu banyak kelemahan. Tetapi sahabat, jika kalian ijinkan saya bersama, ijinkan saya titipkan sesuatu,  walau mungkin tidak bisa meringankan tekanan.

Wahai sahabat-sahabatku semua, saya sentiasa merenung dalam hati, bahwa ujian itu tidak lebih seperti desiran angin yang meniup debu yang memedihkan mata, namun itupun akan segera pulih dalam  waktu yang singkat, setelah ada yang meniupkan kelopak mata, maupun dengan mengerdipkan mata diri sendiri. 

Sahabatku semua, hati saya mungkin tidak bisa memahami, tetapi saya tahu bahwa ALLAH akan selalu ada buat kita, yang sentiasa mengiringi segala ucap tutur dan perilaku kita.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Ismail Wiroprojo