Sabtu, 05 November 2011

Penyesalanku

Selamat Malam Sayang..........
Kembali ribuan ampun ku mohonkan padaMu ya Alloh bila 
ribuan doa tak senonohku telah kuhaturkan kepadaMu
Karena aku tahu , waktu tak pernah menawarkan sesaatpun penawar rasa rindu
yang terus bergelayut dalam kalbu pada belahan bunga jiwaku
Darah yang mengalir dari cabikan belahan itu tak juga pernah  mengering.
Malam ini aku tenggelam dalam sunyi yang tak berpenghuni,
nyanyian detak tetesan darah itu menggelapkan merahnya jantungku merejam gelisah.

Maafkan aku sayang jika ketukan-ketukan kecil ini membuat gaduh rasa tenangmu.
Ketukan-ketukan keputusasaanku telah mengusik dan bikin gemeretak pintu hatimu
Hanya selapis demi selapis kenangan yang teramat manis menjadi teman sepermainan di sepanjang perjalanan anganku.
Dan dari angan yang sama juga teramat manis itu merebak pula kepedihan yang teramat pedih
Hingga seolah dan seakan tetes-tetes darah tak mampu mengering
Saat itu ... aku tak mampu membendungnya, sayang..

Maafkan juga aku jika kini kuteguk tetes demi tetes butir darah itu ke kerongkonganku yang kering ini,
hanya sekedar membangkitkan kembali semangat tuk merajut mimpi kita yang tak selesai.
Meski tak terjawab dalam pencarianku, kuharap sisa-sisa mimpi bisa membawa pancaran berkah dan peluang
Karena aku sadar bahwa aku tak pernah dapat memutuskan tanpa anggukanmu
dan kini kau nampak semakin anggun walau tanpa anggukan itu.....


Kini seolah aku begitu dungu dan seolah kehilangan arah pencapaianku..
Ingatanku terlepas dan melekat di langit-langit, menjadi jaring-jaring beku yang menjerat setiap langkahku
Aku serasa tak mampu melepaskan rasa rinduku
Rasa yang selalu melekat dibenakku, sejak dulu dan akan ada sepanjang waktu

Sayang, malam semakin larut dan rasa rinduku semakin akut,
Separuh dari sisi jiwaku larut dalam carut marut sengitnya persaingan kalut
Malam ini...izinkan aku mengharapkan dirimu sempat menghampiri mimpiku,
mengobati gejolak sesak di dadaku di saat sesalku terus menghantui...
Sayang...malam ini biarkanlah aku mendekapmu dalam lelap tidurku

Aku memang tak berhati besar untuk memahami hatimu
Aku memang tak berlapang dada untuk menyadari bahwa kau bukanlah milikku
Sayang.. Maafkanlah aku yang tak sempurna untuk dirimu
Dan andai aku dapat merelakan setiap kepingan ukiran kenangan indah, 
andai aku sanggup menjalani setiap detik dan waktu 
aku akan bertahan dan terus bertahan
Tapi... semua tak pernah jadi kenyataan.........

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Ismail Wiroprojo