Jakarta - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) bekerja sama dengan International Information dan Networking Centre for Intangible Cultural Heritage in the Asia-Pasific Region (ICHCAP) menyelenggarakan Pertemuan Sub-regional untuk Perlindungan Warisan Budaya Tak Benda di Wilayah Asia Tenggara (2012 Sub-regional Meeting for Intangible Cultural Heritage Safeguarding in South-East Asia) pada tanggal 10-12 September 2012 di Museum Indonesia, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta.
Pertemuan internasional ini dihadiri perwakilan dari sebelas negara anggota ASEAN, perwakilan dari UNESCO, perwakilan dari Korea Selatan, para pakar antarbangsa dan perwakilan dari ICHCAP. Tujuan diselenggarakan pertemuan ini di antaranya untuk mengidentifikasi situasi terkini dan isu-isu terbaru serta mendiskusikan bagaimana berkolaborasi untuk mencari solusi, dan membangun kerja sama serta menyusun strategi untuk melindungi warisan budaya takbenda.
Dalam pembukaan pertemuan pada 10 September lalu, Gatot Gautama, Sekretaris Direktorat Jenderal bertindak sebagai pembicara kunci, menggantikan Wamendikbud bidang Kebudayaan, Wiendu Nuryanti, yang berhalangan hadir. Dalam sambutannya, Gatot mengatakan, program sosial kebudayaan merupakan salah satu dari tiga pilar kerja sama antarbangsa. Sedangkan dua pilar lainnya adalah ekonomi dan politik.
“Menyadari betapa pentingnya pilar sosial budaya ini, baik tingkat pemerintah ke pemerintah maupun masyarakat ke masyarakat, pemerintah kami mendirikan direktorat khusus, yakni Direktorat Internalisasi Nilai dan Diplomasi Budaya,” ujarnya. Karena itulah, kata Gatot, menjaga dan melindungi warisan budaya takbenda menjadi tanggung jawab yang penting dan mendesak bagi pemerintah Indonesia.
Sementara itu dalam jumpa pers usai pembukaan, Direktur Internalisasi Nilai dan Diplomasi Budaya Kemdikbud, Etty Indriati mengatakan, agenda aksi akan terumuskan setelah workshop dan presentasistudi kasus dalam pertemuan internasional ini. “Nanti akan muncul action plan yang harus dijalankan,” tutur Etty.
Diharapkan, dalam pertemuan internasional sub-regional ini, dapat dihasilkan rencana aksi sebagai agenda bersama negara-negara ASEAN untuk perlindungan warisan budaya tak benda di kawasan Asia Tenggara. Apalagi negara-negara di Asia Tenggara merupakan negara yang memiliki banyak kelompok etnis dan bahasa, serta ribuan warisan budaya takbenda, hingga berbagai tatanan sosial-politik dalam pemerintahan. (DM)
Sumber : Kemdikbud
Tidak ada komentar :
Posting Komentar